Senin, 09 Juni 2014

PENGERTIAN FISIOTERAPI

Apakah Fisioterapi itu?
Definisi yang baik susah untuk dirumuskan. Ini bisa berarti aplikasi di dalam praktek medis secara fisik, artinya selain dari obat – obatan ( dan makanan) atau prosedur pembedahan. Ini adalah suatu pengertian secara garis besar, tetapi secara essensi sangat benar.
Pada awalnya, Fisioterapi adalah massage.
Dari awal sejarah, manusia telah percaya akan kemanjuran pijatan dalam menyembuhkan penyakit dan cedera. Juga tak terpungkiri adalah manfaat penggunaan obat gosok, lotion dan salep. Hanya Fisioterapi yang berpikiran keras yang bisa percaya dan tidak memungkiri hal ini.
Hampir sebagian besar mempercayakan dan mengandalkan elektroterapi dalam penanganan fraktur. Efek sensoris dan psikis dijadikan alasan para pemakai metode ini. Tetapi sesungguhnya, penggunaan elektroterapi adalah sugesti, tidak secara langsung mengobati.
Passive exercise, dengan atau tanpa stretching sudah digunakan sejak dahulu kala, dan menunjukkan manfaat yang sangat sedikit. Belakangan ini, pada kondisi fraktur tertentu, dengan latihan aktif, menunjukkan secara jelas item paling utama di dalam penanganan fraktur oleh Fisioterapi. Dalam hal ini meliputi, Free Active Exercise dan Active Assisted Exercise baik oleh Fisioterapis, papan maupun air.
Heat / Panas, memberikan efek nyaman, tetapi dalam penanganan cedera, hal ini dianggap kurang penting. Fungsi yang lebih utama adalah untuk mempersiapkan latihan, menurunkan rasa nyeri, menurunkan spasme dan merangsang hyperaemia.
Panas diterapkan dengan banyak cara. belakangan ini kita tahu bahwa tidak hanya cahaya ringan saja untuk menghasilkan panas, tapi semua jenis cahaya dan dengan semua panjang gelombang. Semuanya mempunyai prospek, dengan dimodifikasi untuk menyempurnakan beberapa tujuan khusus yang lebih efisien.
kesimpulannya, semua cahaya menghasilkan panas, penetrasinya bisa kurang bisa lebih, tapi tidak pernah menembus sangat dalam. Di luar ini, cahaya matahari langsung atau cahaya matahari yang dihantarkan melalui kwarsa, memberi cakupan spektrum yang penuh. Dan lampu “quartz-mercury-vapor”, menghasilkan radiasi tertentu. Terutama, Ultraviolet gelombang menegah , efektif sebagai vitamin( terutama sekali vitamin D) yang efektif dalam memacu metabolisme, dan dalam penyerapan Kalsium.
Terapi sinar semacam ini memacu perbaikan fraktur dengan cara mencukupi kalsium dalam darah. Tetapi tidak mempunyai manfaat secara langsung dalam pengembalian fungsi otot atau sendi. Karena sejauh yang diketahui, perubahan kimiawi dalam darah yang terjadi hanya dibawah kulit saja.
Sekarang mungkin kita bisa memberi pelayanan dengan berbagai modalitas, sebut saja, metode elektrik dan berbagai macam sinar, sebelum kita percaya mana paling penting dalam perbaikan fraktur dan pengembalian fungsi anggota gerak.
Arus galvanic, belum pernah menunjukkan berguna dalam penyerapan kalsium ataupun perbaikan fraktur. Begitu juga dengan arus Faradic.
Arus Interrupted Sinusoidal mempunyai nilai, terutama sekali untuk stimulasi otot. Hal ini kadang-kadang sangat penting.
Kesulitan timbul bila terjadi “kerja otot palsu” yang disebabkan oleh nyeri pada saat kontraksi otot dan sering juga oleh nyeri pada saat kontak kulit. Hal ini menjadi masalah dalam penggunaan arus faradik dan galvanik secara langsung.
Pada jaman perang ada Bristow coil, digunakan pada masa itu dan sesudahnya dengan hasil nyata. Sekarang, tersedia banyak alat yang kemampuannya telah ditingkatkan. “Model Morton-Smart” (belum secara luas diperkenalkan), menggunakan arus faradik frekuensi tinggi. dan dalam penggunaannya, membuat sangat mungkin mengurangi nyeri tanpa menimbulkan spasme otot meski digunakan secara rutin.
Diathermy, adalah metoda dengan arus ”interrupted high-frequency” dari arah berlawanan yang pada titik temunya membentuk panas di dalam tubuh dan di dalam area yang terbatas dengan keakuratan yang lebih maupun kurang. Fakta bahwa panas yang dihasilkan dari elektrik menimbulkan anggapan diterapkan dengan melalui kontak kulit. Tetapi diatermi sama sekali bukan treatment elektrik, melainkan aplikasi panas.
Kenyataan yang terjadi berkaitan dengan panas di dalam tubuh, banyak orang mengklaim yang di buat dalam ketidak-ingatannya akan fakta bahwa memasak daging sapi sampai benar –benar masak perlu memperhatikan kematian jaringan tisu, dan ini sama sekali tidak dapat diperbandingkan dengan pemanasan jaringan tisu yang dikelilingi dan disebari oleh arus sirkulasi darah yang cepat.
Yang benar, panas dikembangkan dan mungkin dibuat untuk digunakan, dengan perhatian pada, untuk menghasilkan dilatasi vena dan hyperaemia lokal. Dalam hal ini Diathermy terlihat untuk mempromosikan perbaikan tulang pada lingkup yang kecil dan mempunyai tempat dalam penanganan fraktur pada kasus tertentu.
Sekarang seperti yang terlihat, mungkin bisa benar-benar terpenuhi di dalam penanganan fraktur melalui panas dan sinar.
Panas diterapkan dalam banyak cara:
  • Dari pembakaran yang langsung di aplikasikan.
  • Dari lampu pijar / bohlam, format yang umum dan barangkali yang paling efisien.
  • Infra-Merah radiation, “cahaya hitam”, nilai panas relatif tinggi, tetapi penetrasi sangat kecil, kecuali Infra-merah gelombang pendek.*
  • Cahaya hijau dan cahaya kuning, yang terlihat tidak punya peran tertentu secara fisiologis.
  • Sinar ultraviolet dan violet, dengan daya penetrasi sangat rendah**.
  • Dan terakhir adalah radiasi dari proses bahan kimiawi. satu-satunya radiasi yang dibedakan yang bekerja secara spesifik, dan tidak hanya sekedar panas.
Untuk diskusi kita, manfaat mereka adalah bahwa mereka menghasilkan perubahan di dalam komposisi darah dan di dalam komposisi kulit.
Kembali pada panas, ada beberapa manfaat dari pasir yang dipanaskan yang mengkombinasikan antara panas dan tekanan lembut pada tempat yang sakit. Hal yang sama mungkin pada Parafin bath panas, juga bisa sebagai media pendukung untuk latihan aktip.
Panas dan pijatan lembut digabungkan di dalam Whirlpool Bath, dengan pasokan udara dari Mesin Hutchins atau Titus. Bermanfaat, tapi tidak selalu tersedia.
* Paling Servicable pada panjang gelombang 7,500 – 14,000 skala angstrom, bisa jalan sampai 50,000, tapi dengan bahaya terlalu banyak terjadi congestive pembuluh darah.
** variasi penetrasi diperkirakan dari 0.01 mm keatas, yang pasti tidak melebihi 0.1 mm.
Peralatan yang rumit mungkin dimanapun juga diperlukan, pasti bukan hanya untuk penaganan fraktur saja. Diathermy mungkin diperlukan, barangkali sebagai suatu mesin yang Cerdas. Physiotherapy perawatan fraktur seharusnya, sangat pasti / tegas, tidak jadi masalah menggunakan piranti atau mesin atau tidak.
Apa yang kita ingin lakukan adalah untuk menjamin/mengamankan perbaikan dengan gangguan fungsi seminimal mungkin. Kesembuhan fungsi secara lengkap tergantung dari awalnya fungsi dipertahankan sampai ke derajat yang lebih tinggi. Pemulihan sirkulasi normal berarti tidak hanya perbaikan aktif, tetapi juga pembuangan exudates yang berlebihan, menghasilkan lebih sedikit keloid, lebih sedikit fibrosis pada sendi dan otot.
Pemulihan aktivitas otot berarti pemeliharaan gizi otot dan fungsi sendi.
Alat yang efektif untuk hasil yang diinginkan adalah massage, active exercise, dan heat.
Jika kita mempunyai fraktur baru, therapy yang pertama, jika ada rembesan ke dalam jaringan adalah massage*, untuk penyerapan getah bening dan darah secara cepat di bawah manipulasi langsung**, sampai kondisi normal kembali.
Kemudian di fiksasi. Fiksasi tidak boleh korbankan, tetapi sering dipikirkan untuk memberi kesempatan massage awal tanpa mengorbankan keamanan, atau gips sering boleh dengan aman dipotong untuk mengijinkan penanganan ini, dengan awal gerakan sendi tidak melibatkan immobilisasi fraktur. Pijatan harus lembut dan konsisten.
Pada tahap ini, diberikan secepat mungkin permulaan active exercise secara aman***. Otto J. Hermann, beberapa tahun yang lalu, mulai untuk memotong gips dibagian depan paha pada fraktur hip untuk melakukan massage dan active exercise, dengan tidak ada kecelakaan dan dengan hasil lebih baik pada fungsinya.
Untuk beberapa tahun, di Bone and Joint Service Rumah sakit Boston, sepasang asisten therapist keliling bangsal sepanjang hari, dekat dengan tindakan pembedahan, melakukan massage dan menjaga pergerakan sedini mungkin. Penanganan ini telah sangat – sangat membuktikan bermanfaat hasil rata – rata.
Berikutnya, akan didapatkan pasien dalam ruang pemulihan lebih awal dari pada yang bisanya terjadi. Ini berarti penggunaan massage dan active exercise bisa lebih luas lagi namun dibawah kontrol, selama awal masa pemulihan. Dengan demikian kita pada orang yang sedang sembuh tahap yang selanjutnya. Ini harus merupakan langkah pemulihan fungsi yang nyata setelah berminggu – minggu dari penanganan Fisioterapi secara hati – hati.
* Bohler telah dengan baik memahami manfaat ini.
** Seseorang yang telah mengetahui hilangnya cairan sendi lutut di bawah tangan ahli massage tahu bahwa lebih dari stimulasi sirkulasi yang perlu diperhatiakan disini.
*** Kadang-Kadang orang boleh mengganti rangsangan menggunakan alat untuk mengkontrol kerja otot. tetapi tidak sebagai rutinitas.
Kenyataannya, bahkan sering, pada tahap sudah terjadi kekakuan sendi baru dirujuk ke Fisioterapi untuk dimulai tindakan. Dan itu adalah masalah utama, karena pada waktu itu:
  • Pasien mempunyai fraktur-nya
  • Ia mempunyai stiffjoints diluar kendali
  • Ia mempunyai kekakuan otot dan tidak bisa untuk menggunakannya
  • Ia sudah mempunyai pemikiran bahwa kesembuhan sudah terhambat, atau bahwa otot sudah tidak bisa digunakan lagi
  • Dan tindakan akan menyakiti dia.
Heat dan massage cukup baik jika kita menyadarkan dan membuat pasien menyadari bahwa mereka menggunakannya hanya sebagai persiapan untuk active exercise dan digunakan jika benar – benar dibutuhkan.
Fungsi yang riil suatu mesin stimulator adalah untuk membuktikan kepadanya bahwa ia mempunyai otot yang nyata, untuk membuat dia berusaha mengsinkronkan usaha mengkontraksikan ototnya dengan rangsangan elektrik sampai ia belajar bagaimana cara melakukan itu sendiri.*
Secara umum, Fisioterapis bekerja dengan dua jalan:
  1. Dalam mengarahkan bahwa latihan itu mudah, memanfaatkan gaya berat (gravitasi) sebagai ganti force pasif, berlatih agar pasien dapat belajar untuk melakukannya dengan tepat, berlatih dengan resiko tidak mengendurkan proses union tulang maupun kelelahan otot yang berlebihan.
  2. Dalam meyakinkan mereka melakukannya, bisa dilakukan di rumah seperti halnya di kantor. Dalam membuat mereka melakukannya sendiri.
Itu adalah hal yang penting, membuat pasien merasa gampang untuk menyembuhkan sakitnya. membuat dia paham bahwa pada akhirnya tidak ada yang lain dapat melakukan melebihi dari dirinya sendiri.
” Ia harus menyembuhkan dirinya sendiri.”
Itu adalah doktrin Fisioterapi yang penting dalam kondisi fraktur.
Penggunaan ” Heat dan massage” secara rutin bukanlah prinsip penanganan Fisioterapi, melainkan hanyalah suatu pengakuan dari ketidaktahuan akan apa yang Fisioterapi bisa lakukan.
Saya terjemahkan dari Physiotherapy in Fracture Treatment ; The Journal of Bone and Joint Surgery

ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN PADA PENANGANAN FISIOTERAPI

ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN PADA PENANGANAN FISIOTERAPI

MODALITAS FISIOTERAPI

1. SHORTWAVE DIATHERMY (SWD)


Pengertian SWD
Terapi panas penentrasi dalam dengan menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi 27,12 MHz, panjang gelombang 11 m.
Tujuan Pemberian SWD
Memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot, membantu meningkatkan kelenturan jaringan lunak, mempercepat penyembuhan radang.
Penempatan/susunan elektroda
• Kontraplanar ; paling baik, penentrasi panas kejaringan lebih dalam, dipermukaan berlawanan dengan bagian terapi.
• Koplanar : elektroda berdampingan disisi sama dgn jarak elektroda adequat, pemanasan superficial, jarak antara ke2 elektroda >> lebar drpd elektroda
• Cross fire treatment ; ½ terapi diberikan dgn elektroda 1 posisi, ½ terapi diberikan elektroda posisi lain, pemanasan jaringan dlm seperti untuk organ pelvis
• Monoplanar : elektroda aktif diatas satu lesi, bila yang dituju local & dangkal

Indikasi SW
Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pd musculoskeletal), adanya keluhan nyeri pd sistem musculoskeletal (kodisi ketegangan, pemendekan, perlengketan otot jaringan lunak), persiapan suatu latihan/senam (untuk gangguan pada sistem peredarah darah)

Kontraindikasi SWD
Keganasan, kehamilan, kecendrungan terjadinya pendarahan, gangguan sensibilitas, adanya logam di dalam tubuh, lokasi yang terserang penyakit pembuluh darah arteri.

Teknik aplikasi SWD
Pre pemanasan alat 5-10 menit, jarak antara elektroda dengan pasien 5-10 cm/1 jengkal, durasi 15-30 menit, intensitas sesuai dengan aktualitas patologi, posisikan pasien senyaman mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes sensibilitas, pasang elektroda, pasien tidak boleh bergerak, intensitas dipertahankan sesuai dgn toleransi pasien.

2. MICROWAVE DIATHERMY (MWD)


Pengertian MWD
Suatu aplikasi terapeutik dengan menggunakan gelombang mikro dlm bentuk radiasi elektromagnetik yg akan dikonversi dalam bentuk dengan frekuansi 2456 MHz dan 915 MHz dengan panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50 HZ, penentrasi hanya 3 cm, efektif pada otot

Indikasi MWD
Selektif pemanasan otot (jaringan kolagen), spasme otot (efektif untuk sendi Inter Phalangeal, Metacarpal Phalangeal dan pergelangan tangan, Rheumathoid Arthritis dan Osteoarthrosis), kelainan saraf perifer (neuralgia neuritis)

Kontraindikasi MWD
Adanya logam, gangguan pembuluh darah, pakaian yang menyerap keringat, jaringan yang banyak cairan, gangguan sensibilitas, neuropathi (timbul gangguan sensibilitas dan diabetes melitus), infeksi akut, transqualizer (alat pada pasien dengan gangguan kesadaran), sesudah rontgen (konsentrasi EM berkelebihan), kehamilan, saat menstruasi.

Efek fisiologis yang ditimbulkan dari pemberian MWD
Terjadinya perubahan panas ; yang sifatnya lokal jaringan yang meningkatkan metabolisme jaringan lokal, meningkatkan vasomotion sehingga timbul homeostatik lokal yang akhirnya menimbulkan vasodilatasi. Perubahan panas secara general yang menaikkan temperatur pada daerah lokal.

Teknik aplikasi MWD:
• Persiapan alat, tes alat, pre pemanasan 5-10 menit, jarak <10cm dari kulit • persiapan pasien : bebaskan dari pakaian dan logam, posisikan pasien senyaman mungkin, tes sensibilitas, jarak 5-10 cm, durasi 20-30 menit. alat 2456MHz, frekuensi terapi 3-5 x/minggu, intensitas 50-100 watt (toleransi pasien), dosis intensitas ditentukan oleh aktualitas patologi (aktualitas rendah : thermal, aktualitas sedang : subthermal, aktualitas tinggi : a thermal)


3. ULTRASOUND (US)


Pengertian US
Terapi dgn menggunakan gelombang suara tinggi dgn frek 1 atau 3 MHz (>20.000 Hz).

Tujuan pemberian US
Mengurangi ketegangan otot, mengurangi rasa nyeri, memacu proses penyembuhan collagen jaringan (dipilih untuk jaringan kedalaman < dari 5 cm) Penentrasi terdalam dlm setiap media: • Tulang : penentrasi 7 mm pada frekuensi 1 MHz • kulit : penentrasi 36 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 12 mm • tendon : penentrasi 21 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm • Otot : penentrasi 30 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm • Lemak : penentrasi 165 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 55 mm • 3 MHz penentrasi : 1/3 dari frek 1 MHz • intensitas terapi : kontinu. intensitas rendah <0,3 W/cm², intensitas sedang 0,3-1,2 W/cm², intensitas kuat 1,2-3W/cm². untuk efek terapeutik 0,7-3 MHZ. • Frekuensi : untuk kasus pada kondisi subakut à waktu 3 menit, pengulangan 1x1hari, sehari 10x. Untuk kasus pada kondisi kronik à waktu 5-10 menit, pengulangan 1x1 hari atau 1x2 hari, sehari 12-18x. Metode US A. Kontak langsung : paling banyak digunakan ; perlu adanya media coupling (Gel, water oil, pasta analgetik, water). Syarat media coupling à harus steril, tidak terlalu cair, tidak terlalu mudah diserap tubuh, tidak menimbulkan flek/pekat. B. Kontak tidak langsung : sub aqual (dalam air) à di dalam air, hal ini dilakukan bila regio yang akan diterapi areanya kecil dan tidak rata permukaannya (trigger finger, Rheumathoid Arthtritis jari-jari. water pillow à kantong plastik/karet mengandung air, kontak dipermukaan tubuh tidak rata; medium antara sisi kantong – kulit, sisi kantong – tranduser. Teknik Aplikasi US • Sebelum terapi : lakukan assesment, tes sensibilitas, lokalisasi daerah terapi, tentukan metode (langsung/tidak langsung), beri penjelasan kepada pasien : “ bapak/ibu saya akan memberikan terapi Ultrasound nanti rasanya seperti dipijat dan sedikit hangat gunanya untuk memperbaiki jaringan yg rusak sehingga akan mengurangi nyeri” • Persiapan alat • Persiapan pasien Penatalaksanaan US • Berikan gel pada daerah yang akan diterapi • Ratakan gel dgn tranduser, nyalakan alat • Timer ditentukan dari = luas area dibagi dengan luas ERA • Intensitas ditentukan oleh aktifitas patologi : • aktivitas tinggi : dosis rendah (1-1,5 W/cm²) • aktivitas sedang : dosis sedang (1,5-2 W/cm²) • aktivitas rendah : dosis tinggi (2-3 W/cm²) • Intensitas/durasi : pada kondisi akut à intermiten ; pada kondisi kronik à continous • Ultrasound dengan air (untuk kasus sendi kecil dan permukaan tidak rata), penerapannya : Tidak langsung bersentuhan dengan air, jaraknya 1,5-2,5 cm • Untuk tranduser 1 MHz : penentrasi lebih dalam, tapi area konvergen 3x lebih kecil. Untuk tranduser 3 MHz : penentrasi lebih kecil tapi area konvergen 3x lebih besar. Efek US > Mekanis : menimbulkan efek micromassage -> dilatasi -> inflamasi
> Thermal : menimbulkan efek panas tranduser lebih kecil dimana panas ringan sampai 5 cm (deep) dan lebih dominan pada continue.
> Piezoelectric : perubahan muatan membran sehingga terjadi proses kimiawi di jaringan di sekitarnya
> Biologis : menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah à meningkatkan sirkulasi darah -> meningkatkan permeabilitas dan regenerasi jaringan à menimbulkan rileksasi otot sehingga akan mengurangi nyeri.

Indikasi US
kondisi peradangan dan traumatik sub akut dan kronik, adanya jaringan parut (scar tissue) pada kulit, kondisi ketegangan, pemendekan dan perlengketan jaringan lunak (otot, tendon, ligament). Kondisi inflamasi kronik ; oedema -> gangguan sirkulasi darah, contoh kasus yg termasuk indikasi Ultrasound : Rheumathoid Arthrosis, Osteoarthrosis Genu, Hernia Nucleus Pulposus, Low Back Pain, spasme cervical, tennis elbow, frozen shoulder.

Kontra indikasi US
jaringan yang lembut (mata, ovarium, testis, otak), jaringan yang baru sembuh, jaringan/granulasi baru, kehamilan, pada daerah yang sirkulasi darahnya tidak adekuat, tanda-tanda keganasan, infeksi bakteri spesifik.

4. Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS)


Pengertian TENS
> Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri
> Pada TENS mempunyai bentuk pulsa : Monophasic mempunyai bentuk gelombang rectanguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah; biphasic bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic simetris; pola polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interferensi atau campuran.
> Pulsa monophasic selalu mengakibatkan pengumpulan muatan listrik pulsa dalam jaringan sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan yang ditandai dengan rasa panas dan nyeri apabila penggunaan intensitas dan durasi terlalu tinggi.

Tujuan pemberian TENS
Memeilhara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, spinal dan supraspinal, menambah Range Of Motion (ROM)/mengulur tendon, memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema

Frekuensi Pulsa
• Frekuensi pulsa dapat berkisar 1 – 200 pulsa detik.
• Frekuensi pulsa tinggi > 100 pulsa/detik menimbulkan respon kontraksi tetanik dan sensibilitas getaran sehingga otot cepat lelah
• Arus listrik frekuensi rendah cenderung bersifat iritatif terhadap jaringan kulit sehingga dirasakan nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik frekuensi menengah bersifat lebih konduktif untuk stimulasi elektris karena tidak menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat iritatif dan mempunyai penetrasi yang lebih dalam.

Penempatan Elektroda
• Di sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan, sebab metode ini dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter dan letak yang paling optimal dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri
• Dermatome :Penempatan pada area dermatome yang terlibat, Penempatan pada lokasi spesifik dalam area dermatome, Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di posterior dari suatu area dermatome tertentu
• Area trigger point dan motor point

Indikasi TENS
Kondisi LMNL(Lower Motor Neuron Lesion) baru yang masih disertai keluhan nyeri, kondisi sehabis trauma/operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik, kondisi LMNL kronik yg sdh terjadi partial/total dan enervated muscle, kondisi pasca operasi tendon transverse, kondisi keluhan nyeri pada otot, sebagai irritation/awal dari suatu latihan, kondisi peradangan sendi (Osteoarthrosis, Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow), kondisi pembengkakan setempat yang belum 10 hari

Kontra Indikasi TENS
Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, adanya ruptur tendon/otot sebelum terjadi penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dlm keadaan panas

Prosedur TENS
• Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200 (60-100) mikrodetik • Tingkat analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz, durasi pulsa >150 mikrodetik
• Persipan pasien (kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, krim dll), periksa sensasi kulit, lepaskan semua metal di area terapi, jangan menstimulasi pada area dekat/langsung di atas fraktur yg baru/non-union, diatas jaringan parut baru, kulit baru.

5. PARAFIN BATH


Pengertian
Pengobatan panas superficial dgn modalitas rendaman hangat parafin.

Tujuan
Preliminary terhadap metoda intervensi lain (mobilisasi sendi, massage), memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, menambah kelenturan jaringan perifer, lingkup gerak sendi, dipilih untuk tangan dan kaki.

Metode Aplikasi
> Metode Deep : mencelupkan kaki/tangan kedalam cairan parafin bath -> terbentuk permukaan parafin padat dan tipis yang meliputi kulit -> tarik kembali -> ulang 8-10x -> sampai terbentuk sarung tengan tebal (mengisolasi bagian tubuh terhadap kehilangan panas) -> bungkus dengan handuk kering untuk mempertahankan panas -> lama 15-20 menit -> setelah itu sarung tangan parafin dilepas
> Metode immersion : mencelupkan tangan/kaki secara terus-menerus kedalam cairan parafin -> terbentuk sarung tangan pada sekitar kulit -> lama 20-30 menit -> lebih efektif meningkatkan temperatur jaringan tapi resiko luka bakar
> Metoda breshing : dengan menggunakan kuas -> untuk area yang tidak dijangkau (pinggang, hip, pada regio yang besar)


6. ULTRA VIOLET (UV)

Pengertian
Pancaran gelombang elektromagnetik. Dengan panjang gelombang 1800A-4000A, dikelompokan : Far UV -> 1800-2900A, daya tembus -> stratum korneum; Near UV -> 2900-4000A, daya tembus -> stratum spinosum
> Upaya pengobatan modalitas sinar superficial dgn menggunakan sinar ultra violet gelombang panjang (UV B) atau gelombang pendek (UV A)
> UV A (3450-4000A) tanning (pewarnaan) dengan sedikit eritema kulit, immediate banyak terjadi, tidak semua orang tampak pada penyinaran 1 jam, hilang dalam beberapa hari
> UV B (2800-3150A): uremik pruritus, eritema kulit, terbakar
> UV C (1800-2800 A)
> Struktur kulit dari kulit paling luar ke dalam àlapisan dermis : stratum korneum/lapisan tanduk, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basale(pigmen); lapisan dermis : pars papilare & pars retikularis; Lapisan subkutis.

Tujuan Pemberian UV
Untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh, mempercepat penyembuhan luka terbuka, penyembuhan penyakit kulit tertentu
• Efek lokal
o Erytema, adalah kemerah-merahan pada kulit dan merupakan hal pertama yang dapat diobserfasi sebagai efek penggunaan UV. Eritema dicapai sekitar 24 jam kemudian, eritema merupakan hasil stimulasi reaksi inflamasi oleh sinar UV. UV dapat menyebabkan iritasi dan perubahan degeneratif pada jaringan epidermis. Stimulasi tersebut merupakan respon dilatasi kapiler, arterioler dan eksudasi (pengaliran cairan) pada jaringan.
o Pigmentasi à merupakan peningkatan pigmen melanin yg dibentuk oleh melanoblast yang berpindah kelapisan lebih superficial pada epidermis. UV dpt mempercepat produksi melanin melalui stimulasi produksi enzim tyrosinase pada melanoblast
o Desquamasi adalah pengelupasan sel-sel kulit mati yang terjadi pada jaringan kulit
o Pertumbuhan sel-sel epitel adalah peningkatan sebagai bagian dari proses perbaikan jaringan dimana sel-sel basal berpindah ke sel-sel diepidermis
• Efek antibiotik, merupakan efek destruktif akibat radiasi UV terhadap virus, bakteri dan organisme-organisme kecil pada permukaan kulit

Indikasi UV
radikal general -> penderita dengan kondisi tubuh rendah (alergi, asmatis, bronchitis), anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan aktivitas (anak premature, Cerebral Palsy)
Radiasi lokal -> penyakit kulit karena jamur, luka lama (decubitus), hipopigmentasi (bekas luka terbakar), acne vulvagaris

Kontra Indikasi UV
Penyakit yang akut (TBC, paru, dermatitis, exim), penderita yang sedang mendapat radioterapi, penderita alergis terhadap sinar UV, sensitiser (adanya kemungkinan penderita menjadi sensitive terhadap sinar UV setelah pengobatan dengan obat-obatan tertentu, misal : sulfa, insuline, thyroid extract, kinine, gold therapy

Derajat Eritema UV
- Derajat I : MED (Minimal Erytema Dosage), dosis UV yang dalam beberapa jam menyebabkan eritema minimal, dimana untuk menentukan dosis terapi, periode laten 6-8 jam, hilang 24-36 jam, iritasi berkurang & pengelupasan kulit berkurang
- Derajat II : 2,5 MED, periode laten 4-6 jam, menghilang 48-96 jam, sedikit iritasi dan pengelupasan kulit.
- Derajat III : 5 MED, periode laten 3-4 jam, menghilang 6-10 hari, panas, nyeri, oedem, pengelupasan kulit, mirip luka bakar, pigmentasi menambah
- Derajat IV : 10 MED, periode laten 2 jam, menetap selama beberapa hari, hilang sampai 2 minggu

Prosedur penggunaan UV
Dosis :
• Untuk radiasi general -> dosis : sub erytema, pengulangan 1x1 hari, 1 seri 12x
• Untuk radiasi lokal -> dosis E II pengulangan 3 hari 1x, E III pengulangan 3 minggu 1x, E IV pengulangan 2 minggu 1x

Teknik aplikasi
Sebelum terapi dilakukan tes MED (Minimal Erytema Dosage). Posisikan pasien senyaman mungkin, tutup semua bagian kecuali area yang akan di tes, bersihkan dulu dengan alkohol. Area yang akan diterapi diberi karbon hitam yang ada lobangnya, area lain ditutup rapat, untuk terapis pakai kacamata. Timer dlm detik, alat tegak lurus pd kulit, jarak lampu dari kulit 60-90 cm.

STANDAR PENDIDIKAN FISIOTERAPI

STANDAR PENDIDIKAN FISIOTERAPI
Pendidikan untuk menjadi fisioterapis dipusatkan pada universitas atau studi lain setingkat universitas, minimum 4 tahun independen dan diakreditasi sebagai standar sarjana penuh secara hukum dan diakui profesinya.

STANDAR PRAKTEK FISIOTERAPI
  1. Pernyataan misi, maksud dan tujuan
  2. Perencanaan pengorganisasian
  3. Kebijakan prosedur
  4. Administrasi
  5. Pengelolaan Anggaran
  6. Peningkatan kuantitas asuhan
  7. Ketenagaan
  8. Pengembangan Staf
  9. Penataan sarana dan prasarana
  10. Kolaborasi multidispilner
Standar Asesmen yaitu pemeriksaan pada perorangan atau kelompok, nyata atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lain dengan cara pengambilan perjalanan penyakit (history taking), skreening, test khusus, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesa dalam sebuah proses pertimbangan klinis. Dalam standar Asesmen ditetapkan pula 24 pengukuran yang dilakukan untuk proses pengumpulan data.
Standar Diagnosa berupa label mengambarkan keadaan multi dimensi pasien yang dihasilkan dari pemeriksan dan evaluasi dan merupakan hasil dari alasan-alasan klinis yang dapat menunjukkan adanya  disfungsi gerak dan dapat mencangkup gangguan/kelemahan (impairment), Limitasi Fungsi (functional limitations), Ketidakmampuan (disabilities ), Sindroma ( syndromes), Mulai dari sistem sel, dan biasanya pada level sistem gerak dan fungsi.
Standar Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun kepada pengembangan rencana intervensi, termasuk hasil sesuai dengan tujuan yang terukur yang disetujui pasien/klien, famili atau pelayan kesehatan lainnya. Dapat menjadi pemikiran perencanaan alternatif untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat untuk fisioterapi.
Standar Intervensi yaitu Intervensi di-implementasikan dan dimodifikasikan untuk mencapai tujuan yang disepakati dan dapat termasuk penanganan secara manual; peningkatan gerakan; peralatan fisis, peralatan elektroterapuetis dan peralatan mekanis; pelatihan fungsional; penentuan bantuan dan peralatan bantu; instruksi dan konseling; dokumentasi dan koordinasi, komunikasi.
Standar evaluasi yaitu keharusan untuk evaluasi kembali meliputi hasil dan kriteri penghentian tindakan.
Standar Dokumentasi, Kordinasi dan komunikasi yaitu sistem administrasi yang menjamin pasien/klien menerima kualitas pelayanan yang tepat, komprehensif, efisien dan efektif mulai dari kedatangan sampai selesai. Koordinasi adalah kerja sama semua bagian yang tersangkut dengan pasien/klien Komunikasi adalah adanya pertukaran informasi baik dengan pasien/klien maupun sesama pemberi pelayanan. Dokumentasi adalah pencatatan yang dibuat selama pasien/klien mendapat asuhan Fisioterapi. 
Pendidikan pasien adalah proses pemberian informasi, pendidikan, atau pelatihan kepada pasien/klien/famili. Instruksi berkaitan dengan kondisi saat ini, rencana asuhan, pentingnya asuhan, transisi perubahan, Faktor resiko, dll. Fisioterapis bertanggung jawab atas instruksi-instruks

KODE ETIK FISIOTERAPI

KODE ETIK FISIOTERAPI
Garis Besar Kode Etik Fisioterapi Indonesia adalah :
  1. Menghargai hak dan martabat individu.
  2. Tidak bersikap diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada siapapun yang membutuhkan.
  3. Memberikan pelayanan profesional secara jujur, berkompeten dan bertanggung jawab.
  4. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan dalam lingkup profesi fisioterapi.
  5. Menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk kepentingan hukum/pengadilan.
  6. Selalu memelihara standar kompetensi profesi fisioterapi dan selalu meningkatkan pengetahuan/ketrampilan.
  7. Memberikan kontribusi dalam perencanan dan pengembangan pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat.

CARA KERJA MICROWAVE DIATHERMY(MWD)

MICROWAVE DIATHERMY (MWD)



Pengertian MWD
Suatu aplikasi terapeutik dengan menggunakan gelombang mikro dlm bentuk radiasi elektromagnetik yg akan dikonversi dalam bentuk dengan frekuansi 2456 MHz dan 915 MHz dengan panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50 HZ, penentrasi hanya 3 cm, efektif pada otot

Indikasi MWD
Selektif pemanasan otot (jaringan kolagen), spasme otot (efektif untuk sendi Inter Phalangeal, Metacarpal Phalangeal dan pergelangan tangan, Rheumathoid Arthritis dan Osteoarthrosis), kelainan saraf perifer (neuralgia neuritis)

Kontraindikasi MWD
Adanya logam, gangguan pembuluh darah, pakaian yang menyerap keringat, jaringan yang banyak cairan, gangguan sensibilitas, neuropathi (timbul gangguan sensibilitas dan diabetes melitus), infeksi akut, transqualizer (alat pada pasien dengan gangguan kesadaran), sesudah rontgen (konsentrasi EM berkelebihan), kehamilan, saat menstruasi.

Efek fisiologis yang ditimbulkan dari pemberian MWD
Terjadinya perubahan panas ; yang sifatnya lokal jaringan yang meningkatkan metabolisme jaringan lokal, meningkatkan vasomotion sehingga timbul homeostatik lokal yang akhirnya menimbulkan vasodilatasi. Perubahan panas secara general yang menaikkan temperatur pada daerah lokal.

Teknik aplikasi MWD:
• Persiapan alat, tes alat, pre pemanasan 5-10 menit, jarak <10cm dari kulit • persiapan pasien : bebaskan dari pakaian dan logam, posisikan pasien senyaman mungkin, tes sensibilitas, jarak 5-10 cm, durasi 20-30 menit. alat 2456MHz, frekuensi terapi 3-5 x/minggu, intensitas 50-100 watt (toleransi pasien), dosis intensitas ditentukan oleh aktualitas patologi (aktualitas rendah : thermal, aktualitas sedang : subthermal, aktualitas tinggi : a thermal)

PENGGUNAAN SWD

  SHORTWAVE DIATHERMY (SWD)



Pengertian SWD
Terapi panas penentrasi dalam dengan menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi 27,12 MHz, panjang gelombang 11 m.
Tujuan Pemberian SWD
Memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot, membantu meningkatkan kelenturan jaringan lunak, mempercepat penyembuhan radang.
Penempatan/susunan elektroda
• Kontraplanar ; paling baik, penentrasi panas kejaringan lebih dalam, dipermukaan berlawanan dengan bagian terapi.
• Koplanar : elektroda berdampingan disisi sama dgn jarak elektroda adequat, pemanasan superficial, jarak antara ke2 elektroda >> lebar drpd elektroda
• Cross fire treatment ; ½ terapi diberikan dgn elektroda 1 posisi, ½ terapi diberikan elektroda posisi lain, pemanasan jaringan dlm seperti untuk organ pelvis
• Monoplanar : elektroda aktif diatas satu lesi, bila yang dituju local & dangkal

Indikasi SW
Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pd musculoskeletal), adanya keluhan nyeri pd sistem musculoskeletal (kodisi ketegangan, pemendekan, perlengketan otot jaringan lunak), persiapan suatu latihan/senam (untuk gangguan pada sistem peredarah darah)

Kontraindikasi SWD
Keganasan, kehamilan, kecendrungan terjadinya pendarahan, gangguan sensibilitas, adanya logam di dalam tubuh, lokasi yang terserang penyakit pembuluh darah arteri.

Teknik aplikasi SWD
Pre pemanasan alat 5-10 menit, jarak antara elektroda dengan pasien 5-10 cm/1 jengkal, durasi 15-30 menit, intensitas sesuai dengan aktualitas patologi, posisikan pasien senyaman mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes sensibilitas, pasang elektroda, pasien tidak boleh bergerak, intensitas dipertahankan sesuai dgn toleransi pasien.
7 CARA MENGATASI OA
 
PERNAH merasakan sakit di antara persendian saat Anda berjalan? Anda mungkin harus melakukan check up pada dokter karena bisa jadi rasa sakit pada persendiaan merupakan osteoarthritis.

Osteoarthritis merupakan degenerasi tulang rawan pada sendi. Tulang rawan berfungsi sebagai bantalan antara tulang dan sendi. Kerusakan jaringan ini menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Osteoarthritis disebabkan oleh genetika dan penyalahgunaan pada tulang rawan di sendi dari berlebihan, ini bisa disebabkan oleh cedera dan obesitas.

Jika Anda khawatir tentang penggunaan obat kimia untuk penyakit ini, ada bahan alami lainnya yang dipercaya mampu mengatasi dan mencegah osteoarthritis, seperti dilansir Healthline.

Konsumsi bawang

Sebuah studi 2010 dari King College London menemukan bahwa dialil sulfida, senyawa yang ditemukan dalam bawang putih, bawang bombai dan daun bawang, yang dikenal sebagai alliums, sebenarnya menghambat enzim yang menyebabkan sendi merosot.

Diet sehat


Indeks massa tubuh yang tinggi, terutama yang cukup tinggi untuk dianggap obesitas, punya risiko lebih besar terkena osteoartritis, terutama di pinggul dan lutut. Ada tekanan ekstra yang cukup besar pada sendi dan tulang rawan yang terjadi dengan akibat dari kelebihan berat badan. Menurunkan berat badan akan mengurangi gejala nyeri.

Olahraga

Olahraga merupakan bagian penting dari pencegahan osteoarthritis dan pengentasan gejala, karena itu membuat sendi lebih sehat. Pilihan olahraga low impact seperti berenang, yoga, dan berjalan efektif untuk melatih detak jantung Anda tanpa memberikan tekanan lebih lanjut pada sendi. Latihan beban juga penting karena akan meningkatkan otot dan kesehatan tulang.
 
Konsumsi cabai dan paprika

Senyawa kunci yang ditemukan dicabai merah yang memberi rasa pedas, capsaicin, juga telah ditemukan untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak dari osteoarthritis. Makan paprika juga bermanfaat pada nyeri arthritis, kita tahu bahwa paprika memiliki sifat anti-inflamasi

Perhatikan posisi duduk


Postur duduk yang baik bisa meredakan stres pada sendi, jadi penting untuk mempertahankan kedua kurva alami dari tulang belakang Anda apakah duduk atau berdiri.

Keluarga berry sebagai antioksidan

Buah-buahan seperti berry, apel, plum, dan buah persik mengandung antioksidan yang mengurangi peradangan.

Bersahabat dengan jahe

Jahe telah lama disebut-sebut sebagai obat untuk banyak hal termasuk morning sickness dan rasa mual, migrain dan kulit teriritasi. Menikmati teh jahe, menambahkannya ke resep favorit Anda atau mencoba kompres jahe panas pada sendi yang sakit menjadi salah satu cara alami mengurangi sakit pada osteoarthritis. (ina)
(tty)